Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Pendidikan untuk kita!
1. Yang terhormat Pimpinan dan anggota Majelis Wali Amanah;
2. Yang terhormat Rektor dan para pembantu rektor;
3. Yang terhormat pimpinan dan anggota senat akademik dan anggota;
4. Yang terhormat pimpinan dan anggota Dewan Guru Besar;
5. Yang terhormat segenap civitas akademik;
6. Tak lupa rekan-rekan, orangtua dan keluarga wisudawan serta para tamu undangan yang sangat kami cintai.
Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul dalam ruangan ini dalam keadaan sehat wal’afiat dan penuh suka cita.
Kawan-kawan seperjuangan yang sedang berbahagia,
Alhamdulilah, hari ini kita dapat mengikuti prosesi wisuda tahun 2010 di kampus tercinta, Universitas Pendidikan Indonesia. Kita bangga, karena UPI telah menggembleng kita terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan kependidikan. Meskipun dalam beberapa kesempatan, masih ada sebagian kawan yang berkelakar, mengatakan bahwa UPI merupakan singkatan dari Universitas Padahal IKIP. Tidak bisa dipungkiri karena memang kampus kita yang dulunya IKIP merupakan satu-satunya perguruan tinggi mantan IKIP yang tetap mengusung misi pendidik, sehingga nama pendidikan tetap melekat.
Catatan sejarah mengungkapkan, dalam pidato pembukaan PTPG yang kelak menjadi IKIP, dan kini UPI, pada tahun 1954, Menteri Pendidikan dan Pengajaran pada saat itu, Mr. Muhammad Yamin mengemukakan perlunya disiapkan guru yang bermutu dan bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera dari lulusan PTPG. Dari cita-cita mulia itulah, sampai kini telah berubah menjadi UPI, tetap dalam koridor utama, yakni mencetak guru dan turut serta membangun dunia pendidikan di Indonesia.
Kawan-kawan beserta orangtua dan undangan,
Ketika memutuskan UPI sebagai perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikan, banyak pengharapan, dan yang ingin diwujudkan di kampus ini. Hal ini semakin kuat ketika memulai Masa Orientasi Mahasiswa. Pada kenyataannya peluang dan kesempatan itu lebih luas dari harapan dan rencana-rencana awal yang dibawa ke kampus tercinta Universitas Pendidikan Indonesia. Tentulah segala pencapaian itu tidaklah mudah, disana terdapat do’a dan keikhlasan orang-orang terkasih yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil hingga kita dapat berada diruangan ini, untuk itu kami sebagai wisudawan ingin mengucapkan rasa hormat dan terimkasih kami kepada orang tua, keluarga, para dosen dan segenap civitas akademika UPI. Teriring permohonan maaf, jikalah selama ini ada perbuatan dan perkataan kami yang kurang berkenan dihati Bapak dan Ibu.
Kawan-kawan seperjuangan beserta orangtua dan undangan,
Dari sini, dari gedung utama UPI yang bermula dari puing vila Isola, kini menjelma menjadi gedung menjulang megah tertata. Harapan kami, semoga kami pun mampu menjadi lulusan yang dapat memajukan dunia pendidikan khususnya dan pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya.
Hadirin para tamu undangan yang kami hormati,
Membincangkan alumnus UPI, tidak hanya membincangkan dunia pendidikan dan guru. Karena selain pencetak guru kini UPI mencetak lulusan tenaga ahli,dalam bidang bisnis, pariwisata, sastra, teknologi dan sains. Walaupun jargon Pendidikan dan Guru selama ini melekat pada universitas yang kita cintai ini. Maka dari itu diharapkan para alumnus UPI mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya, dalam memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Sesuai dengan slogan UPI a leading and outstanding.
Hadirin yang berbaghagia,
Agar terwujud keberlangsungan sebuah bangsa dan peradaban, kehadiran pahlawan mutlak diperlukan. Pahlawan tesebut bukan orang sakti turun dari langit. Pahlawan adalah manusia biasa yang melakukan pekerjaan besar dan ikhlas. Pada titik inilah kita menemukan sosok manusia tersebut adalah guru. Berkat guru sebuah bangsa menjadi maju dan memiliki peradaban. Namun sayangnya, tidak setiap guru mendapat kehidupan layak. Dan tidak setiap daerah di Indonesia memiliki guru. Di tengah fenomena pendidikan di Indonesia itulah, kita pun patut berbangga hati, karena pemerintah telah melakukan reformasi pada dunia pendidikan dengan meng-upgrade sekitar 2,7 juta guru dan 0,3 juta dosen. Reformasi ini dimulai pada saat Presiden SBY mendeklarasikan guru sebagai profesi pada tahun 2004 atas desakan guru di seluruh Indonesia. Setelah itu, diikuti pula dengan dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Tidak hanya itu, ada juga PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standarisasi Pendidikan Nasional serta Permendiknas No. 18 dan 40 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru. Dengan demikian, semoga saja dunia pendidikan di Indonesia semakin maju dan UPI sebagai lembaga pencetak guru, dapat terus membantu dan turutserta mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Hadirin tamu undangan,
Kawan-kawan seperjuangan wisudawan yang berbahagia,
Sebelum saya mengakhiri pidato ini, izinkanlah untuk menyampaikan pula beberapa hal di dunia pendidikan, khususnya di Jawa Barat, yang berkaitan pula dengan tugas UPI sebagai pencetak guru.
Bahwa Gubernur Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah mengeluarkan SK No. 423.5/Kep.. 674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda. SK tersebut tentu berdasarkan pada keinginan segenap masyarakat Jawa Barat yang mayoritas etnis Sunda, yang tertuang dalam Perda No. 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.
Dari peraturan itulah timbul kebijakan di lapangan agar bahasa Sunda diajarkan dari mulai TK sampai tingkatan setara SMA, dan inilah peluang dari lulusan UPI, khusunya alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah. Hal lain ini pun harus menjadi program UPI dalam meningkatkan citra Jurusan Sunda agar semakin kokoh dan menjadi trademark UPI. Sangat logis, karena UPI yang dikenal sebagai Bumi Siliwangi, berada di tatar Pasundan dan berkwajiban pula memelihara bahasa, sastra, dan aksara Daerah.
Akhirnya sebagai orang Sunda, izinkanlah saya menyampaikan sisindiran dalam bahasa Sunda:
Lumayan sabrang salayan,
Lebet ka cabe mah henteu,
Lumayan hatur lumayan,
Lebet ka sae mah henteu,
Saninten buah saninten,
Saninten di parapatan,
Hapunten abdi hapunten,
Bilih aya kalepatan,
Sakieu anu tiasa kapihatur, moal seueur anu dicatur, Terimakasih dan Mohon maaf.
Wabillahi taufik Walhidayah. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Pendidikan untuk kita!
Kepada
- Pimpinan dan anggota Majelis Wali Amanah yang kami hormati;
- Rektor yang kami hormati;
- Para pembantu rektor yang kami hormati;
- Senat akademik dan anggota yang kami hormati;
- Dewan Guru Besar yang kami hormati;
- Para tamu undangan yang kami hormati;
- Dan segenap civitas akademik yang kami hormati;
- Serta tak lupa kepada rekan-rekan, dan orangtua wisudawan yang sangat kami cintai.
Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat dan rahmat-Nyalah kita dapat berkumpul dalam ruangan ini dalam keadaan sehat wal’afiat dan penuh suka cita.
Kawan-kawan seperjuangan yang sedang berbahagia,
Alhamdulilah, hari ini kita dapat mengikuti prosesi wisuda tahun 2010 di kampus kita tercinta, Universitas Pendidikan Indonesia. Kita bangga, karena UPI telah menggembleng kita terutama dalam hal ilmu pengetahuan kependidikan. Meski dalam beberapa kesempatan, kawan saya ada yang masih berkelakar, mengatakan bahwa UPI merupakan singkatan dari Universitas Padahal IKIP. Tidak bisa dipungkiri karena memang kampus kita yang dulunya IKIP merupakan satu-satunya perguruan tinggi bekas IKIP yang tetap mengusung misi pendidik, sehingga nama pendidikan tetap melekat.
Catatan sejarah mengungkapkan, bahwa dalam pidato pembukaan PTPG yang kelak menjadi IKIP, dan kini UPI, pada tahun 1954, Menteri Pendidikan dan Pengajaran pada saat itu, Mr. Muhammad Yamin mengemukakan bahwa perlu disiapkan guru yang bermutu dan bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera dari lulusan PTPG. Dari cita-cita mulia itulah, sampai kini telah berubah menjadi UPI, tetap dalam koridor utama, yakni mencetak guru dan turut serta membangun dunia pendidikan di Indonesia.
Kawan-kawanku beserta orangtua dan undangan,
Ketika memutuskan UPI sebagai perguruan tinggi untuk saya melanjutkan pendidikan, ada banyak pengharapan, cita-cita dan hal-hal yang ingin diwujudkan di kampus ini, dan hal ini semakin kuat ketika memulai Masa Orientasi Mahasiswa. Pada kenyataannya peluang dan kesempatan itu lebih luas dari harapan dan rencana-rencana awal yang kita bawa ke kampus kita yang tercinta Universitas Pendidikan Indonesia. Tentulah segala pencapaian itu tidaklah mudah, disana ada do’a dan keikhlasan orang-orang terkasih yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil hingga kita dapat berada diruangan ini, kami wisudawan ingin mengucapkan rasa hormat dan terimkasih kami kepada orang tua, keluarga, para dosen dan segenap civitas akademik UPI.
Kawan-kawan seperjuangan beserta orangtua dan undangan,
Dari sini, dari gedung utama UPI yang bermula dari puing vila Isola, kini menjelma menjadi gedung menjulang megah tertata. Kami pun semoga menjelma menjadi lulusan yang dapat memajukan dunia pendidikan dan pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya.
Hadirin para tamu undangan,
Membincangkan alumnus UPI, tidak hanya membincangkan dunia pendidikan dan guru. Karena selain pencetak guru kini UPI mencetak lulusan tenaga ahli,dalam bidang bisnis, pariwisata, sastra, teknologi dan sains. Walaupun jargon Pendidikan dan Guru selama ini melekat pada universitas yang kita cintai ini. Maka dari itu diharapkan para alumnus UPI mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya, dalam memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Sesuai dengan slogan UPI a leading and outstanding.
Hadirin yang berbaghagia,
Agar terwujud keberlangsungan sebuah bangsa dan peradaban, kehadiran pahlawan mutlak diperlukan. Pahlawan tesebut bukan orang sakti turun dari langit. Pahlawan adalah manusia biasa yang melakukan pekerjaan besar dan ikhlas. Pada titik inilah kita menemukan sosok manusia tersebut adalah guru. Berkat guru sebuah bangsa menjadi maju dan memiliki peradaban. Namun sayangnya, tidak setiap guru mendapat kehidupan layak. Dan tidak setiap daerah di Indonesia memiliki guru.
Menurut survey nasional tahun 2006 misalnya, di Kabupaten Sangihe, Kabupaten yang terletak di wilayah paling utara Indonesia dan berada pada tapal batas RI-Filipina ini, kekurangan sekitar 1.036 guru. Kekurangan terbanyak di tingkat SD, mencapai 536 guru. Bahkan ada SD yang memiliki hanya 3 guru, termasuk kepala sekolah. Berbeda halnya dengan Filipina yang jauh meninggalkan kita, guru ditempatkan di daerah perbatasan dengan kualifikasinya masing-masing.
Menilik hasil survey tersebut, kita menyaksikan bahwa guru mendapat perlakuan tidak manusiawi. Betapa tidak, guru yang tidak pada bidangnya, diperas otaknya untuk memberikan pengetahuan di luar bidangnya. Sungguh fenomena yang merupakan tugas kita sebagai alumnus UPI di lapangan kelak untuk segera menyelesaikannya.
Namun di tengah fenomena pendidikan di Indonesia itulah, kita pun patut berbangga hati, karena pemerintah telah melakukan reformasi pada dunia pendidikan dengan meng-upgrade sekitar 2,7 juta guru dan 0,3 juta dosen. Reformasi ini dimulai pada saat Presiden SBY mendeklarasikan guru sebagai profesi pada tahun 2004 atas desakan guru-guru di seluruh Indonesia. Setelah itu, diikuti pula dengan dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Tidak hanya itu, ada juga PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standarisasi Pendidikan Nasional serta Permendiknas No. 18 dan 40 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru.
Dengan demikian, semoga saja dunia pendidikan di Indonesia semakin maju dan UPI sebagai lembaga pencetak guru, dapat terus membantu dan turutserta mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Hadirin tamu undangan,
Kawan-kawan seperjuangan wisudawan yang berbahagia,
Sebelum saya mengakhiri pidato ini, izinkanlah untuk menyampaikan pula beberapa hal di dunia pendidikan, khususnya di Jawa Barat, yang berkaitan pula dengan tugas UPI sebagai pencetak guru.
Bahwa Gubernur Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah mengeluarkan SK No. 423.5/Kep.. 674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda. SK tersebut tentu berdasarkan pada keinginan segenap masyarakat Jawa Barat yang mayoritas etnis Sunda, yang tertuang dalam Perda No. 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.
Dari peraturan itulah timbul kebijakan di lapangan agar bahasa Sunda diajarkan dari mulai TK sampai SMA, dan inilah peluang dari lulusan UPI, khusunya alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah. Hal lain ini pun harus menjadi program UPI dalam meningkatkan citra Jurusan Sunda agar semakin kokoh dan menjadi trademark UPI. Sangat logis, karena UPI yang dikenal sebagai Bumi Siliwangi, berada di tatar Pasundan dan berkwajiban pula memelihara bahasa, sastra, dan aksara Daerah.
Akhirnya sebagai orang Sunda, izinkanlah saya menyampaikan sisindiran dalam bahasa Sunda:
Lumayan sabrang salayan,
Lebet ka cabe mah henteu,
Lumayan hatur lumayan,
Lebet ka sae mah henteu,
Saninten buah saninten,
Saninten di parapatan,
Hapunten abdi hapunten,
Bilih aya kalepatan,
Sakieu anu tiasa kapihatur, moal seueur anu dicatur,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar